Ananda Rizqullah yang kerap disapa Nanda merupakan mahasiswa yang menempuh pendidikan Strata-1 atau S-1 di Universitas Sumatera Utara
dengan program studi Arsitektur.
Siapa sangka mahasiswa jurusan arsitektur yang pernah meraih IP
4,00 pada semester 1 ini ternyata
memiliki segudang prestasi. Diantara prestasi yang berhasil diraih Ananda dalam
waktu dekat ini yaitu Duta Bahasa Utama Sumatera Utara (2021). Ananda dulunya
tidak pernah menyangka bahwa minat dan bakatnya di bidang kebahasaan berhasil
membawa dirinya maju dalam seleksi Duta Remaja Sumatera Utara. Hingga lolos sebagai
peserta terpilih Duta Bahasa Sumatera Utara 2021 dengan mengantongi beragam
ucapan selamat dari keluarga dan teman-temannya.
Ia
mengatakan tidak memiliki kriteria tertentu
dalam menetapkan cita-citanya. Menurutnya, “cita-cita
itu adalah impian kita dan impian saya tidak muluk muluk kak. Saya bermimpi
besar ingin ide, keringat, kerja keras dan pikiran saya bermanfaat untuk orang
banyak”. Ucapnya ketika ditanyai melalui platform zoom meeting pada 22 Juli
2021 yang lalu.
Yuk mari kita intip perjalanan perjuangan seorang ananda sehingga
menjadi Duta Bahasa Sumatera Utara 2021 !
Ketertarikan Ananda pada duta bahasa dimulai ketika SMA saat
melihat duta bahasa pelajar. Dari sana keinginan itu muncul. Namun sayang,
keinginan tersebut ditunda dahulu karena harus fokus ujian untuk kelas dua
belas. Setelah memasuki bangku kuliah, keinginan itu kembali terngiang saat
teman Ananda mengajaknya untuk ikut seleksi duta bahasa sumatera utara. Tanpa
berpikir panjang ananda langsung mengiyakan karena sebagai mahasiswa baru tahun
2020 dan dari jurusan arsitektur, tidak banyak perlombaan yang bisa diikutinya.
Seorang Ananda tidak pernah menargetkan dirinya untuk menjadi juara, yang
penting totalitas, persiapkan dengan matang dan jalani saja. “Bagaimana kita
mempersiapkan diri dan menikmati proses yang ada, kalau juara itu ya bonus”,
katanya di sela tanya jawab.
Perjalanan Ananda tentunya dimulai dari tahap pendaftaran pada
bulan April. Selanjutnya tahap seleksi yang berlangsung kurang lebih sebulan
lamanya. Di dalamnya terdapat pembekalan, wawancara daring, karantina dan malam
puncak. Fokus Ananda terbagi ketika merawat neneknya yang sakit. Alhasil ia
tetap menjalani semua tahapan seleksi sembari merawat neneknya yang sakit, asal
tetap bisa mengikuti keduanya Ananda tidak masalah. Ia melakukan apa yang bisa
dilakukannya semaksimal mungkin, menjalani proses demi proses dan hasilnya luar
biasa. Ananda mampu meraih prestasi yang memukau sebagai Duta Bahasa Utama
Sumatera Utara 2021.
Motivasi Ananda mengikuti ajang ini karena ini merupakan perlombaan
pertama yang ia ikuti semasa kuliah dan menurutnya lomba ini sangat prestisius
sebab ditaja oleh Kemdikbud ristek, sehingga ini bukanlah ajang biasa. Dan sejak
kecil Ananda merasa punya dorongan keinginan yang kuat untuk mencurahkan ide
serta pikirannya untuk negara. Ia lahir di negara ini, air, tanah dan udaranya
hidup bersama dirinya, negara juga sangat banyak membantunya melalui perlombaan
yang ia ikuti di bangku SMA sehingga tidak ada salahnya jika Ia memberikan
peran untuk negara ini. Ananda memberikan aksi nyata melalui bidang bahasa,
karena bahasa adalah identitas bangsa yang harus dijaga dan dipertahankan
terutama untuk generasi masa depan.
Setelah terpilih sebagai Duta Bahasa Utama Sumatera Utara 2021
Ananda merasa bahagia dan bangga. Sebuah hadiah tak terkira dari Tuhan untuk
dirinya. Ia menjadi wajah cara berbahasa orang Sumatera Utara bagi Indonesia
dan ini merupakan tanggung jawab yang besar, pikirnya. Walaupun banyak yang
beranggapan bahwa ini adalah beban, namun tidak untuk remaja laki-laki berusia
19 tahun ini. “Memang ini tanggung jawab yang besar namun ini tetaplah
kebanggaan, untuk itu saya akan terus memperbaiki diri dan berkontribusi demi
pemenuhan tugas serta mempertahankan khazanah bahasa khususnya di Sumatera
Utara”.
Wicara publik remaja kelahiran Medan ini tidak diragukan lagi. Ia
juga berhasil mendobrak pintu pemikiran masyarakat yang mana anak IPA tidak
cocok untuk berprestasi di bidang IPS. Semua opini tersebut berhasil
dipatahkannya melalui kejuaraan di beberapa perlombaan di bidang IPS semasa
putih abu-abu dan perkuliahan seperti yang kita lihat saat ini. Terkait
ekonomi, itu sama sekali tidak menjadi masalah. Ia mengungkapkan, “Ekonomi
bukanlah penghalang jika kita terus berusaha dan berdoa, karena kita punya
Tuhan. Sesuatu yang paling dekat dengan kita itu adalah Tuhan. Ketika kita
dekat dengan Tuhan, maka Tuhan tahu keinginan kita. Kita adalah orang baik dan
kita punya keinginan besar. Ketika itu semua terpenuhi tidak ada yang menjadi
masalah. Langkah selanjutnya adalah ambil keseriusan dari setiap kesempatan
yang diberi oleh Tuhan. Saya sendiri tidak pernah terpikir mengapa bisa
terpilih menjadi duta atau mengapa saya lolos di program studi arsitektur. Cara
saya berhasil adalah dengan menfokuskan terhadap apa yang saya bisa. Kalau kita
serius dan berprasangka baik maka semuanya akan baik-baik saja. Jadi, teruntuk
kawan-kawan semua bahwa eknomi sama sekali bukan penghalang”.
Senada dengan hal ini, Ananda juga sharing mengenai tanggapannya
terhadap Program Kartu Indonesia Pintar-Kuliah. Menurutnya,
ini adalah salah satu bentuk support dorongan pemerintah terhadap mahasiswa.
Terlebih Ananda juga merupakan penerima KIP-Kuliah. Ini sangat membantu,
ujarnya. Apalagi untuk arsitektur sendiri membutuhkan biaya yang cukup besar. Dengan
hadirnya KIP-Kuliah maka bak ibarat angin segar dalam mengatasi problema
finansialnya sebagai mahasiswa. Dan melalui prestasi yang diukirnya, Ananda
ingin memotivasi sesama mahasiswa penerima KIP-Kuliah untuk terus berprestasi
dan jangan mau kalah dengan keadaan yang ada. Paling penting adalah tunjukkan
caramu menjadi bintang. Teruslah berusaha dan berdoa, tetap maju dengan
totalitas niat dan usaha, berikan kebahagiaan serta kesuksesan untuk orang
banyak maka itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Tak perlu risau masalah
berhasil atau tidak, karena keberhasilan itu urusan Tuhan. Manusia harus tetap
mengupayakan, selebihnya kita serahkan pada Tuhan.
Terakhir remaja kelahiran tahun 2002 ini berpesan, “Jangan pernah
membatasi diri kita. Setiap orang itu mempunyai otak dan kemampuan, kuncinya
adalah terus belajar. Menurut saya, kesuksesan itu adalah ketika saya mampu
mengeluarkan ide dan menjadi penyemangat untuk orang banyak. Seperti kehadiran
kita itu selalu dirasakan dan dinanti oleh orang-orang. Teruslah mengasah
kemampuan kamu tidak peduli bagaimana latar belakang kamu karena setiap orang
berhak sukses. Dan kesuksesan ini harus diambil dengan keseriusan dan tujuan”.
Salam Gamadiksi
Penulis
: Dinda Yunisa-Ilmu Hukum 2020 (Divisi Kominfo)