MERAJUT IMPIAN, MENEPIS RINTANGAN, MENGGAPAI CITA-CITA, DAN MENGABDI UNTUK
BANGSA
Oleh : Juliani*
“Ilmu bagaikan api yang harus
dinyalakan bukan bejana yang menunggu untuk diisi”
Istilah
tersebut sering kita dengar dalam kehidupan kita, Setiap dari kita pasti
mempunyai impian, cita-cita dan harapan. Harapan yang tersembunyi dari relung
hati dan jiwa kita akan menimbulkan dorongan untuk melakukan sesuatu perubahan.
Ketika saya masih kecil dulu saya juga mempunyai impian bahwa ketika dewasa
kelak saya harus menjadi orang yang bermanfaat, berhasil dan dapat meraih apa
yang saya cita-cita kan. Saya ingin berhasil dan sukses, bisa mandiri,
membahagiakan kedua orang tua, adik-adik saya dan keluarga saya yang lainnya,
dan juga bisa membantu orang lain. Saya ingin menunjukkan kepada semua orang
bahwa saya bisa meraih cita-cita saya. Saya ingin memperlihatkan kepada orang
tua saya, sahabat, dan orang lain bahwa sebenarnya kita bisa melakukan sesuatu
yang berguna dan bermanfaat di tengah- tengah keterbatasan hidup kita.
Sejak kecil
saya terbilang memiliki prestasi yang baik, mulai dari sekolah dasar (SD), SMP,
dan SMA hingga perguruan tinggi sekarang. Walaupun, prestasi yang saya raih
hanya di dalam sekolah saja, seperti saya selalu mendapatkan rangking 5 besar
setiap tahunnya dari kelas. Saya adalah orang yang biasa saja di bidang
akademik dan tidak ada yang dibanggakan dari saya tapi disisi lain saya adalah
seseorang yang mempunyai banyak impian seperti orang-orang sukses sekarang.
Perjalanan hidup saya mulai berubah ketika saya menginjak SMA/SMK. Ketika itu
saya masuk SMK Negeri I Panyabungan, sekolah ini mempunyai 4 kompetensi
keahlian yaitu Administrasi perkantoran, Pemasaran, Akuntansi, dan Teknologi
komputer dan jaringan (TKJ). Pada waktu itu jurusan yang saya pilih adalah
Akuntansi, saya memilih sekolah tersebut karena saya tidak berkeinginan lagi
untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti saat sekarang disebut
dengan kuliah, karena sebagian orang banyak yang bilang apabila kita tamat dari
sekolah SMK kita bisa langsung melamar pekerjaan tanpa harus melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi alias siap kerja. Padahal, di lubuk hati saya yang
paling dalam saya ingin kuliah, meraih cita-cita saya dan saya ingin bekerja
disalah satu instansi pemerintahan/ kantoran kalau bisa lebih tinggi lagi
menjadi Dosen. Tapi melihat kondisi orang tua dan adik-adik saya yang masih ingin menempuh pendidikan - saya adalah
anak pertama dari 7 bersaudara dalam keluarga - akhirnya saya mengurungkan niat
tersebut.
Seiring
berjalannya waktu, di sekolah inilah saya mulai bermimpi dan bercita-cita. Saya
melihat guru-guru saya dimana setiap paginya berpakaian rapi, cantik dan
terlintas di pikiran saya “Kapan saya bisa seperti mereka?”, karena
cita-cita saya ingin bekerja di salah satu instansi pemerintahan dan ingin
berpakaian rapi seperti mereka dan pastinya untuk meraih profesi tersebut tidak
semudah membalikkan telapak tangan karena harus butuh kerja keras dan usaha
yang kuat. Di SMK Negeri I Panyabungan saya mendapatkan teman-teman yang begitu
beragam yang berasal dari daerah yang berbeda-beda bahkan yang satu daerah pun
sama kita tidak saya jumpai di kelas. Saya
memiliki guru yang juga selalu memberikan motivasi dan inspirasi untuk menatap
ke depan. Guru saya selalu mengatakan bahwa “jika ada kemauan pasti ada
jalan”. Saya mempercayai hal itu bahwa suatu saat saya akan melakukan
sesuatu yang baru.
Di sekolah
itu, saya mulai bergaul dengan teman-teman jurusan yang lain dan sering
mendengar pengalaman mereka yang ingin melanjutkan studinya di universitas yang
terkenal di Indonesia karena mereka mempunyai orangtua yang bekerja dan bertugas. Selain itu juga
karena ayah mereka ada yang menjadi pengusaha. Teman saya selalu bercerita
tentang bagaimana kuliah di Universitas yang terkenal dan sehingga banyak orang
peminatnya untuk kuliah disitu. Dari cerita mereka tersebut telah memotivasi
saya ingin melihat bagaimana kehidupan di luar sana. Saya bermimpi bahwa suatu
saat saya juga bisa seperti teman-teman saya untuk kuliah disalah satu kampus
yang terkenal. Sejak masuk SMA/SMK, saya mulai rajin dan lebih giat lagi
belajar karena saya bercita-cita ingin kuliah/masuk USU (Universitas Sumatera
Utara) yang merupakan kampus terbesar di wilayah Sumatera Utara, menurut
informasi yang saya dengar dari kakak kelas bahwa setiap tahunnya ada beasiswa
yang diberikan oleh pemerintah kepada orang yang memiliki tingkat
berpenghasilan rendah dan diberikan kesempatan untuk belajar ke jenjang yang
lebih tinggi. Hmm, karena saya merasa orang yang cukup pintar dan berpretasi di
sekolah, saya mencoba program beasiswa tersebut. Saya ingin bahwa orang seperti
saya yang mempunyai tingkat penghasilan rendah bisa berbuat sesuatu dan tidak
hanya orang yang memiliki ekonomi golongan atas saja yang bisa mencapainya.
USU adalah
salah satu Universitas kebanggaan bagi setiap orang begitu juga dengan
Universitas lainnya seperti UI, UGM, IPB, ITB dan lainnya yang cukup terkenal
di Indonesia. Sebagai orang Sumatera saya sangat bangga apabila bisa diterima
di USU karena Universitas ini sudah terkenal di mana-mana dan juga merupakan
salah satu Universitas terbesar di wilayah Sumatera. Alhamdulilah, puji syukur
saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan yang diberikannya
kepada saya. Impian saya menjadi kenyataan bahwa pada akhirnya saya bisa
diterima di USU melalui tes SMBPTN melalui program beasisiswa yaitu BIDIKIMISI.
Saya sangat bersyukur atas hal tersebut karena beasiswa yang saya dapatkan
menjamin masa study kita sampai selesai.
Tetapi
perjuangan belum selesai perjalanan masih panjang buat saya untuk menggapai
impian-impian yang masih terpendam. Saya ingin bisa memberikan yang terbaik
karena saya sudah diterima di USU. Saya bisa diterima di USU juga karena doa
orang tua yang telah mengorbankan segalanya demi langkah anaknya dalam meniti
pendidikan yang lebih baik. Apa yang mereka inginkan hanyalah kehidupan kita
sebagai anaknya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, masuk ke USU adalah bakti
saya kepada orang tua yang telah membesarkan saya sampai sekarang ini. Jadi,
janganlah kita mengatakan sesuatu yang tidak mungkin yang kita dapat dan pada
akhirnya kita mendapatkannya, semangatlah untuk hidup, raihlah cita-citamu dan
bermimpilah setinggi bintang dilangit. Oleh karena
itu tetaplah berharap, karena seorang muslim tidak akan pernah berhenti
mengharap. Dalam setiap amal ibadahnya, ia selalu mengharapkan kasih sayang dan
rahmat Tuhannya. Dalam setiap gerak kehidupannya,ia selalu menancapkan tujuan
dan cita-cita untuk kebaikan dan kehidupannya. Dan jika harapan pernah
terputus, maka sambunglah kembali. Bukankah simpul sambungan akan menjadikan
tali semakin kuat? Hidup adalah indah bila kita dapat menerima hidup sebagai
kesempatan. Di mana pun kita, apapun yang dihadapi, ambil keputusan untuk
menikmati keindahan itu setiap hari. Dan saat anda mengambil pilihan ini dunia
di sekeliling pun akan menjadi lebih baik. Semua berawal dari Impian dan indah
pada waktunya hiduplah dengan mempunyai impian dan harapan bukan hidup dalam
mimpi”.
Singkat
cerita, selama saya kuliah di USU saya mencoba untuk belajar lebih giat lagi.
Sehari-hari saya banyak melakukan kegiatan di Perpustakaan. Di USU, saya
ditempa bagaikan air yang mengalir yang tiada henti-hentinya karena USU
memberikan banyak kesempatan kepada saya untuk menggali bakat dan potensi diri
saya. Berbagai fasilitas disediakan antara lain ruang akademik terbuka begitu
luas dan berbagai kegiatan seminar, diskusi, dan simposium nasional gratis
sering dilaksanakan. Saya merasa mendapatkan banyak pelajaran, inspirasi,
dan ilmu baru ketika mengikuti acara seminar maupun simposium nasional yang
mendatangkan tokoh-tokoh nasional, praktisi dan
ilmuwan dari luar ruang lingkup USU. USU-lah yang membentuk karakter dan jati
diri saya yang selama ini saya tidak tau apa-apa dan banyak pembelajaran yang
saya dapatkan selama menjadi mahasiswa USU. Bekal inilah yang membuat saya
mampu untuk bisa menepaki setiap jalan- jalan kehidupan akademik.
Semua itu
dapat berangkat dari visi dan misi kita yang murni dan tulus untuk membangun
harapan dan masa depan yang indah. Kesempatan ini adalah suatu yang luar biasa
bagi saya karena saya hanya berasal dari keluarga yang tidak mampu dan pada
akhirnya bisa kuliah dikampus yang cukup terkenal di Indonesia. Saya terharu
dan bersyukur karena saya adalah orang tidak mampu dari segi ekonomi tetapi
dengan kesempatan yang diberikan sang pencipta kepada saya mudah-mudahan saya
bisa melaksanakanya lebih baik lagi dan dapat mengemban tugas bangsa nantinya
setelah saya sudah menyelesaikan studi saya dan juga bisa melakukan sesuatu dan
berbuat untuk bangsanya. Amin. Saya bisa karena saya bisa bermimpi dan
bercita-cita. Impian yang menggerakkan saya untuk bertindak dan berbuat. Saya
dapat mengubah cara hidup dan pikiran saya karena saya memiliki impian.
Meskipun kita memiliki keterbatasan dan kekurangan tetapi akan ada sercerah
harapan. Pelita yang akan menerangi setiap jalan-jalan saya karena ada harapan
yang ingin saya raih. Impian adalah semangatku untuk berbuat sesuatu.
Teman saya pernah mengatakan kepada saya, “Jangan pernah berhenti melangkah
pada hari ini karena jika kamu berhenti melangkah pada hari ini kamu tidak akan
pernah tahu apa yang akan terjadi besok”.
Saya juga
tidak berhenti untuk bermimpi karena dengan bermimpi saya masih punya keyakinan
dan harapan untuk menatap hari esok dengan kebahagiaan dan kemenangan. Saya
ingin menatap seperti anak kecil yang menatap masa depannya dengan kejujuran
dan ketulusan. Saya ingin menatap masa depan bangsa saya menjadi bangsa yang
luar biasa karena generasi mudanya juga luar biasa untuk mengabdi. Ada banyak
orang berprestasi tetapi sedikit sekali yang mau mengabdi dan menjadi
sukarelawan bagi bangsa dan negaranya. Saya datang untuk berbakti pada bangsa
dan negara. Pelita itu tidak akan pernah padam selama generasi muda bangsa
memiliki harapan, impian, dan cita-cita untuk membangun negeri. Oleh karena itu
keyakinan dan semangat pantang menyerah dapat mengatasi rintangan dan
keterbatasan yang ada. Bagi saya impian dan harapan adalah awal dari kehidupan
untuk menggapai cita-cita bagai bintang yang ingin diraih meskipun itu
terasa sulit tetapi proses adalah suatu anugerah yang akan membentuk saya
menjadi orang yang ingin terus berjuang. Kini, apa yang saya rasakan bahwa
menggapai impian dan harapan bukanlah hal yang mustahil lagi. USU-lah pelita
jalan saya yang menuntun saya ke jalan yang harus saya lalui meskipun jalan itu
terjal, sempit, dan berduri namun dengan segenap keterbatasan saya, saya yakin
bahwa saya bisa melaluinya.
EmoticonEmoticon