Syaravina Lubis Penerima Beasiswa LPDP
University of Bristol
Cerita Alumni
Beasiswa LPDP sudah tidak asing lagi didengar oleh kaum mahasiswa.
Beasiswa yang ditawarkan oleh DIKTI kepada mahasiswa untuk melanjutkan
pendidikan S2 dan S3, hal tersebut guna memperkuat pendidikan Indonesia serta
memperbaiki sumber daya manusia untuk mampu bersaing dikalangan internasional.
Mahasiswa yang memiliki potensi akademik yang baik serta ingin menggapai mimpi
melanjutkan kuliah di luar negeri sangat disarankan mencoba beasiswa tersebut.
Syaravina Lubis salah satu alumni mahasiswa lulusan sarjana hukum
Universitas Utara yang melanjutkan pendidikan S2 di University of Bristol
Inggris dengan beasiswa LPDP. Keinginan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri
sudah tertanam sejak menduduki bangku sekolah SMA. Tapi perjuangan untuk
menggapai mimpi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Meyakinkan keluarga
untuk pergi jauh menempuh pendidikan serta mencari alternatif biaya menjadi
tantangan awal baginya.
Perjuangan dimulai dari semester enam. Tidak terlalu dini baginya
pada semeseter tersebut mulai mencari informasi tentang universitas luar negeri
serta mempersiapkan jurusan yang akan dipilih. Mencari beberapa informasi
beasiswa di beberapa sumber artikel juga dilakukan untuk membantu biaya kuliah
di luar negeri. Semua persiapan dilakukannya sendiri, dengan harapan segala
proses akan terjawab pasti.
Setelah melakukan pendaftaran, akhirnya Syaravina Lubis diterima
di dua universitas Inggris yang cukup terkenal diantaranya University of Exeter
dan University of Bristol tempat ia menjatuhkan pilihannya. Biaya yang cukup
besar untuk kuliah di univesitas luar negeri menjadi salah satu hambatan yang
dipikirkan keluarga. Tapi Syaravina Lubis meyakinkan mereka bahwa ia akan
mencoba beasiswa LPDP.
“Kuliah di luar negeri tidaklah mudah”, semua orang pasti sepakat
dengan kalimat ini. Perbedaan lingkungan masyarakat, kebiasaan hidup, serta
pola belajar menjadi hal yang harus disesuaikan dengan cepat beradaptasi.
Begitulah yang dirasakan oleh Syaravina Lubis, butuh perjuangan keras untuk
beradaptasi serta penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar dan mengakibatkan
beberapa kali ia dilanda stress. Tapi hal itu tidak membuatnya
patah semangat, pemandangan kota mampu menenangkan pikiran serta merasakan
mimpi yang terwujud kuliah di luar negeri menjadi dasar kebangkitannya dari
keterpurukan.
Wanita yang menamatkan belajarnya dengan gelar S2 Master of
Science Governance University of Bristol, United Kingdom tahun 2017 ini juga
sangat bersyukur atas segala kesempatan bagi dirinya untuk belajar diluar
negeri, salah satu pola pikir kritis dibentuk dengan sistem belajar tak biasa
diterapkan universitas tersebut kini menjadi sesuatu yang bermaanfaat baginya.
Berikut adalah beberapa tahapan yang dilalui Syaravina Lubis pada
pendaftaran kuliah di luar negeri serta beasiswa LPDP:
1. Nilai akademik yang baik
Beasiswa LPDP sangat disarankan bagi mahasiswa yang memiliki
potensi akademik yang baik, maka dari itu nilai juga harus dipersiapkan dari
jauh-jauh hari.
Untuk pendaftaran di 200 universitas luar
negeri terbaik dunia membutuhkan IPK minimal 3.3, sedangkan di
20 unversitas terbaik dunia membutuhkan IPK 3.7. Semakin tinggi IPK
yang dimiliki pendaftar akan mendukung profil
2. Mencari informasi universitas yang dituju
Seperti yang dilakukan Syaravina Lubis, informasi dapat dicari
sedini mungkin. Tidak hanya untuk mengetahui universitas yang dituju
tetapi juga membantu mengetahui jurusan sesuai dengan potensi untuk memenuhi
persyaratan yang diminta. Informasi dapat diakses di beberapa artikel resmi,
seperti untuk universitas di Inggris salah satu websitenya adalah UKPASS berisi
jurusan akan dituju. Untuk mengetahui universitas terbaik di dunia dapat
diakses pada website Complete University Guide.
3. Bimbingan dan surat rekomendasi
Bimbingan sangat membantu mahasiswa untuk mencari jalan keluar
ketika dilanda masalah. Dalam bimbingan sangat diperlukan membangun relasi yang
baik antara dosen dengan mahasiswa Bimbingan dapat dilakukan dengan dosen
pembimbing skripsi maupun dosen yang sudah memiliki hubungan dekat.
Surat rekomendasi dapat diperoleh setelah sidang skripsi dan
diminta kepada Dekan Fakultas Universitas. Jika diperlukan Transkip Ijazah yang
telah diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah.
3. IELTS dan TOEFL
Bahasa Inggris adalah persyaratan yang sangat krusial untuk kuliah
diluar negeri. Nilai yang dibutuhkan masing-masing universitas juga
berbeda-beda. Misalnya di Inggris yang dibutuhkan adalah nilai IELTS dengan
batas minimum rata-rata 6.5 yang setara dengan TOEFL Institutional 550. Namun
persyaratan IELTS dan TOEFL dapat menyusul, sebagai pendaftar conditional.
4. KTP dan Pasport
Untuk kebutuhan identitas maka perlu melampirkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), serta jika perlukan peserta harus mempersiapkan pasport.
5. Motivition Letter
Pada Motivition letter memuat hal yang mengesankan pada
universitas yang dituju yang membuat mahasiswa tertarik untuk memilih
universitas tersebut. Motiviton Letter juga dapat berisi pengalaman masa
perkuliahan seperti berorganisasi, juara lomba dan panitia acara lainnya yang
akan mendukung profil peserta.
“Jangan pernah takut mencoba sebelum perang ” ucapnya memberi
motivasi kepada mahasiswa akhir yang akan memiliki rencana melanjutkan kuliah
diluar negeri. Sebab semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mencoba
maka jangan pernah batasi diri untuk mencoba. Jangan pernah merasa merendah,
sebab gagal sekali bukan berarti gagal untuk seterusnya. Karena jika diri masih
memiliki usaha kegagalan bisa ditebus dengan hasil yang menakjubkan.
Mencari informasi sedini mungkin juga sangat perlu dipersiapkan.
Sebab informasi dapat membantu pendaftar mempersiapkan hal yang diperlukan.
Informasi harus di akses secara rutin, dikarenakan dapat berubah-ubah dengan
menyesuaikan waktu serta kondisi yang terjadi.
Tidak hanya melengkapi persyaratan, kuliah di luar negeri juga
harus mempersiapkan mental yang baik. Sistem pembelajaran yang sangat jauh
berbeda serta lingkungan yang asing mampu membuat tekanan tersendiri bagi
pendatang.
"Mahasiswa disana dibiasakan untuk berfikir kritis"
jelas Syaravina Lubis di salah satu video channel YouTube. Selain fasilitas
bagus yang dimiliki universitas, mahasiswa dibentuk menjadi pribadi kritis baik
dalam menanggapai materi dari dosen maupun mengerjakan tugas yang diberi.
Sebagai alumni penerima beasiswa bidikmisi tahun 2014, ia memberi
motivasi kepada mahasiswa bidikmisi yang masih berproses di dunia perkuliahan
untuk jangan pernah berhenti menggapai mimpi, membuat target setinggi mungkin
apabila tidak tercapai setidaknya target dibawahnya tercapai. Jangan merasa
keterbatasan mengunci langkah, jadi tetapkan langkah selanjutnya dengan
membangun kepercayaan bahwa semua orang punya kesempatan sama, lalu
tinggal pribadi mengambilnya atau tidak.
Ia juga berpesan untuk jangan pernah berputus asa ketika menjumpai
jalan buntu, sebab Tuhan akan selalu ada menolong umatnya dalam kesusahan.
Penulis : Rawaty Sagala (Mahasiswa Manajemen USU 2019)